Thursday, December 23, 2010

Kisah CINTA Yang Paling AGUNG...~~


Assalamualaikum semua. Entri kali ini ku bawakan sebuah kisah cinta. Kisah cinta ini bagiku paling agung buat kita semua... Tiada siapapun yg boleh menggantikan watak dalam kisah yg ku bawakan ini.

Kisahnya bermula begini. Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenar - benar cinta yang dicontohkan ALLAH melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung - burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu... Rasulullah dengan suara terbatas memberikan khutbah.

"Wahai umatku... Kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian. AlQuran dan sunnahku. Barangsiapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang - orang yang mencintaiku akan masuk syurga bersama - sama aku."


Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu per satu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya.Usman menghela nafas panjang. Ali menundukkan kepalanya dalam - dalam.

Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba... "Rasulullah akan meninggalkan kita semua." keluh hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda - tanda itu semakin kuat.. Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasullulah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Di saat itu kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik detik berlalu. Matahari kian tinggi. Tapi, pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. 

Tiba - tiba, dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?"tanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk. Maaflah, ayahku sedang demam." kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup daun pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah.

"Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya." tutur Fatimah lembut. 

Lalu Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah - olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. 

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.
Dialah malaikat maut" kata Rasulullah
Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.  

Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah siap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. 
"Jibril jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?"
tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah.
"Pintu - pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,"kata Jibril. 
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega. Matanya masih penuh keemasan.
"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?"
tanya Jibril lagi.
"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"

"Jangan khuatir wahai Rasul Allah, aku penah mendengar Allah berfirman kepadaku:
Kuharamkan syurga bagi siapa saja kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya"
kata Jibril
 Detik - detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas.
Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasullullah bersimbah peluh, urat - urat lehernya menegang.
"Jibril betapa sakit sakaratul maut ini,"perlahan Rasulullah mengaduh.
Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. 
"Jijikkah kau melihatku hingga palingkan wajahmu Jibril?"
tanya Rasulullah pada malaikat pengantar wahyu itu. 
"Siapakah yang sanggup melihat kekasih Allah direnggut ajal,"
kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik kerana sakit yang tidak tertahankan lagi. 
"Ya Allah!!!Dahsyat maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku jangan pada umatku" 
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidaj bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu.
Ali segera mendekatkan telinganya,

Uushikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku,
Peliharalah solat dan peliharalah orang - orang lemah di antaramu

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. 

"UMMATII.. UMMATII.. UMMATIII"

Dan tamatlah riwayat manusia mulia yang memberi sinaran itu.. 

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita...

Jika kita betul2 mencintai Rasulullah, mari kita muhasabah dan renung diri kita, bagaimanakah kita mencintai rasulullah. Adakah hanya dengan gah berbicara mengenai kisah hidupnya dan sunnahnya tetapi tidak mengamalkannya...

SEKIAN........







1 comment: